BAB I
PENDAHULUAN
Pengelasan dan pemotongan merupakan
pengerjaan yang amat penting dalam
teknologi
produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama perkembangannya
sangat
pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh
dikatakan
hampir tidak ada logam yang tidak dapat dipotong dan di las dengan cara-
cara
yang ada sekarang ini.
Teknik pengelasan semakin banyak di gunakan
baik untuk penyambungan kontruksi bangunan maupun untuk proses perbaikan,kontruksi mesin-mesin pendukung
aktifitas perusahaan. Luasnya pengembangan dan penggunaan teknologi pengelasan
ini di sebabkan karena proses pengoperasiannya lebih sederhana dan murah di
bandingkan dengan proses pembuatan dengan pengecoran. Disamping untuk
pembuatan,proses pengelasan dapat digunakan untuk reparasi,misalnya untuk
mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas,
mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam reparasi lainnya.
Berdasarkan definisi dari DIN
(Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi
pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan
lumer
atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las
adalah
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi
panas. Saat ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan
termasuk
pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang
disambung
sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang
disambungkan.
Didalam laporan ini permasalahan di ambil pada saat praktek di
bengkel dan didukung juga dari bahan-bahan dari buku tentang cara pengelasan.
Penelitian dan penganalisaan secara umum dapat di lakukan dengan mudah
dibengkel pada saat praktek dan pengamatan secara langsung.
-
Untuk mengetahui
apa yang menjadi kendala dalam proses pengelasan
-
Agar mahasiswa bisa
mengelas dengan baik dan benar
-
Agar mahasiswa tau
alat-alat keselamatan dalam proses pengelasan
-
Agar mahasiswa tau
alat-alat pad alas listrik
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Las Listrik
Las listrik
adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur
listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang
terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang
menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus.
Logam
cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan
mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah
kedua logam tersebut. Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik
cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur
listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga
akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur
sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya. Pada
las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik
yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi
dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi
sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja
sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah
busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat
mencapai 5500 °C. Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos,
elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas
penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan
polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan
lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah
terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis
merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.
2.2 Alat kerja dan alat keselamatan diri
Welding Mask
Helm/topeng
las melindungi mata dari pancaran busur listrik berupa
sinar ultra violet dan infra merah yang menyala terang dan kuat. Sinar las ini tidak
boleh dilihat secara langsung dengan mata
telanjang sampai jarak 15 meter. Selain itu bentuk
helm/topeng las yang menutup muka berguna melindungi kulit muka dari percikkan
api busur listrik dan asap gas dari proses peleburan elektroda pada
las listrik.
Alat
keselamatan kerja ini memiliki 3 lapisan kaca, yang terdiri dari satu kaca las khusus yang diapit oleh 2 kaca bening. Kaca bening berfungsi
melindungi kaca khusus tersebut agar tidak mudah rusak dan pecah. Kaca las memiliki
klasifikasi berbeda berdasarkan besar arus listrik yang dapat diatur pada mesin
lasnya,
·
Kaca
las yang dipakai
untuk las titik (tack weld)
·
Kaca
las yang dipakai
untuk pengelasan dengan arus sebesar 30 Ampere
·
Kaca
las yang dipakai
untuk pengelasan dengan arus sebesar 30 Ampere – 75 Ampere
·
Kaca
las yang dipakai
untuk pengelasan dengan arus sebesar 75 ampere – 200 Ampere
·
Kaca
las yang dipakai
untuk pengelasan dengan arus sebesar 200 Ampere – 400 Ampere
·
Kaca
las yang
dipakai untuk pengelasan menggunakan arus sebesar diatas 400 Ampere.
Apron
Pakaian kerja berguna
melindungi badan dari percikan bunga api. Apron terbuat dari bahan yang tidak
mudah terbakar . Apron terdiri dari apron lengan dan apron dada.
-
Sarung Tangan (Welding
Gloves)
Sarung tangan terbuat dari kulit
atau asbes lunak sehingga
tidak menghalangi
pergerakkan jari-jari tangan saat memegang
penjepit elektroda atau peralatan lainnya. Sepasang sarung tangan
harus selalu dipakai agar tangan tidak terkena
percikkan bunga api
atau benda panas yang dilas.
-
Sepatu Safety
Karakteristik sepatu
las sangat berbeda dengan sepatu biasa pada umumnya. Sepatu las yang baik
adalah yang terbuat dari bahan kulit dan diujungnya terdapat besi plat
pelindung. Ini berguna untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda kerja yang
biasanya besi keras, berat, dan mungkin tajam.
.
-
Mesin Las
Sebagi alat yang memasok atau yang mengatur arus yang bekerja.
Sebagi alat yang memasok atau yang mengatur arus yang bekerja.
b. Pemegang elektroda
Berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan elektroda pada saat proses pengelasan.
c.
Klem Massa
Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).
Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. Tempat yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).
d.
Meja kerja las
Digunakan untuk menaruh benda kerja pada saat proses pengelasan.
Digunakan untuk menaruh benda kerja pada saat proses pengelasan.
e.
Elektroda
Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput .
Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi, semprot atau celup.
Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm.
Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput .
Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi, semprot atau celup.
Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm.
f.
Tang penjepit.
Berfungsi untuk menjepit atau memegang benda kerja yang telah dilas, karena panas maka tidak dimungkinkan untuk dipegang dengan tangan terbuka.
Berfungsi untuk menjepit atau memegang benda kerja yang telah dilas, karena panas maka tidak dimungkinkan untuk dipegang dengan tangan terbuka.
g. Palu las
Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Gunakanlah kaca mata terng pada waktu poembersihan terak, sebeb dapat memercikan pada mata.
Palu ini digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Gunakanlah kaca mata terng pada waktu poembersihan terak, sebeb dapat memercikan pada mata.
8. Sikat baja
Untuk membersihkan benda kerja dari kotoran pada hasil las-lasan
Untuk membersihkan benda kerja dari kotoran pada hasil las-lasan
Macam-macam gerakan elektroda :
1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk mengatur.jarak.busur.listrik.agar.tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang.dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal daripada ayunan kehawah. Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.
1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk mengatur.jarak.busur.listrik.agar.tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang.dikehendaki.
Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal daripada ayunan kehawah. Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.
Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan.
Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.
Alur
Spiral,Alur Zig-zag,Alur Segitiga
ü Alur
Spiral
ü Alur
Zig-zag
ü Alur
Segitiga
2.4
Posisi
pengelasan
Ada empat posisi
pengelasan yaitu :
•
Posisi
pengelasan di bawah tangan
•
Posisi
pengelasan mendatar (horizontal)
•
Posisi
pengelasan tegak (vertikal)
•
Posisi
pengelasan diatas kepala
2.5 Teknik Pengelasan
Teknik mengelas
yang diterapkan dalam proses pengelasan dapat dilakukan dengan mengikuti
aturan atau ketentuan yang umum berlaku pada pengelasan. Skema proses pengelasan
memperlihatkan bahwa beberapa parameter untuk pengelasan yang
dilakukan pada posisi dibawah tangan meliputi:
1. Arah.pengelasan
Arah pengelasan yang dimaksud adalah arah pergerakkan elektroda pada saat memulai proses pengelasan.Arah pengelasan ini sangat tergantung pada juru las dan konstruksi sambungan las.Arah pengelasan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni: arah pengelasan dari kiri ke kanan,hal ini digunakan untuk juru las yang dominan menggunakan tangan kanan (seperti orang menulis),sedangkan yang menggunakan tangan kiri secara dominan maka arah pengelasannya dapat di balik dari kanan kekiri. Arah pengelasan maju.
Arah pengelasan yang dimaksud adalah arah pergerakkan elektroda pada saat memulai proses pengelasan.Arah pengelasan ini sangat tergantung pada juru las dan konstruksi sambungan las.Arah pengelasan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni: arah pengelasan dari kiri ke kanan,hal ini digunakan untuk juru las yang dominan menggunakan tangan kanan (seperti orang menulis),sedangkan yang menggunakan tangan kiri secara dominan maka arah pengelasannya dapat di balik dari kanan kekiri. Arah pengelasan maju.
2. Gerakan.elektroda.yang.digunakan
Gerakan elektroda berupa ayunan elektroda pada saat mengelas, dimana ayunan elektroda ini dapat digerakkan secara lurus,setengah lingkaran,zig-zag,lingkaran penuh,segitiga, ayunan angka delapan, dan segi empat.Ayunan elektroda ini akan terlihat pada manik-manik logam lasan yang terbentuk.
Gerakan elektroda berupa ayunan elektroda pada saat mengelas, dimana ayunan elektroda ini dapat digerakkan secara lurus,setengah lingkaran,zig-zag,lingkaran penuh,segitiga, ayunan angka delapan, dan segi empat.Ayunan elektroda ini akan terlihat pada manik-manik logam lasan yang terbentuk.
3. Sudut antara
elektroda dengan benda kerja arah memanjang Sudut elektroda yang terbentuk pada
arah gerakkan elektroda membentuk sudut dengan kisaran 70º – 80º.Sewaktu
terjadinya proses pengelasan sudut,pengelasan ini harus dijaga tetap konstan
4. Sudut antara
elektroda dengan benda kerja arah melintang Sudut antara elektroda dan benda
kerja yang di las pada arah melintang ini membentuk sudut 90º.Pembentukan sudut
ini juga harus dijaga tetap konstan.
5. Jarak.elektroda.ke.benda.kerja
Jarak elektroda ke benda kerja yang baik mendekati besarnya diameter elektroda yang digunakan.Misalnya digunakan elektroda dengan besarnya diameter intinya adalah 3,2 mm, maka jarak elektroda ke bahan dasar logam lasan mendekati 3,2 mm.Pada proses pengelasan ini diharapkan jarak elektroda ke benda kerja ini relative konstan.
Jarak elektroda ke benda kerja yang baik mendekati besarnya diameter elektroda yang digunakan.Misalnya digunakan elektroda dengan besarnya diameter intinya adalah 3,2 mm, maka jarak elektroda ke bahan dasar logam lasan mendekati 3,2 mm.Pada proses pengelasan ini diharapkan jarak elektroda ke benda kerja ini relative konstan.
6. Jarak/gap antara
benda kerja yang akan disambung
Jarak antara benda kerja yang baik adalah sebesar diameter kawat las yang digunakan. Alasan memberikan celah atau jarak ini bertujuan untuk menghasilkan penetrasi pengelasan yang lebih baik sampai mencapai sisi bagian dalam logam yang di las.
Jarak antara benda kerja yang baik adalah sebesar diameter kawat las yang digunakan. Alasan memberikan celah atau jarak ini bertujuan untuk menghasilkan penetrasi pengelasan yang lebih baik sampai mencapai sisi bagian dalam logam yang di las.
7. Kecepatan.pengelasan
Kecepatan pengelasan merupakan parameter yang sangat penting dalam menghasilkan kualitas sambungan yang memenuhi standar pengelasan.Kecepatan pengelasan harus konstan mulai dari saat pengelasan sampai pada penyelesaian pengelasan. Jika yang mengelas robot maka kecepatan pengelasan ini dapat diatur dengan mudah.Tetapi jika konstruksi pengelasan menggunakan las busur nyala listrik dengan menggunakan elektroda terbungkus sebagai bahan tambahnya maka proses ini tidak dapat dilakukan pengelasan secara otomatis. Pengelasan secara manual ini membutuhkan latihan yang terus menerus,sehingga seorang juru las harus dapat mensinergikan antara kecepatan pengelasan dengan pencairan elektroda yang terjadi.Pencairan elektroda ini menyebabkan elektroda lama-kelamaan menjadi habis atau bertambah pendek, maka juru las harus dapat menyesuaikan antara kecepatan jalanya elektroda mengikuti kampuh pengelasan dengan turunnya pergerakan tang elektroda. Dipastikan pada proses ini jarak antara elektroda ke logam lasan juga tetap konstan atau stabil.
Kecepatan pengelasan merupakan parameter yang sangat penting dalam menghasilkan kualitas sambungan yang memenuhi standar pengelasan.Kecepatan pengelasan harus konstan mulai dari saat pengelasan sampai pada penyelesaian pengelasan. Jika yang mengelas robot maka kecepatan pengelasan ini dapat diatur dengan mudah.Tetapi jika konstruksi pengelasan menggunakan las busur nyala listrik dengan menggunakan elektroda terbungkus sebagai bahan tambahnya maka proses ini tidak dapat dilakukan pengelasan secara otomatis. Pengelasan secara manual ini membutuhkan latihan yang terus menerus,sehingga seorang juru las harus dapat mensinergikan antara kecepatan pengelasan dengan pencairan elektroda yang terjadi.Pencairan elektroda ini menyebabkan elektroda lama-kelamaan menjadi habis atau bertambah pendek, maka juru las harus dapat menyesuaikan antara kecepatan jalanya elektroda mengikuti kampuh pengelasan dengan turunnya pergerakan tang elektroda. Dipastikan pada proses ini jarak antara elektroda ke logam lasan juga tetap konstan atau stabil.
8. Penetrasi.pengelasan
Penetrasi adalah penembusan logam lasan mencapai kedalaman pada bahan dasar logam yang di las.Penetrasi ini juga merupakan pencairan antara elektroda dengan bahan dasar dari tepi bagian atas sampai menembus pelat pada kedalaman tertentu.Penetrasi yang memenuhi
standar harus dapat mencapai pada seluruh ketebalan plat yang di las.Untuk juru las tingkat dasar hal ini sulit dicapai tetapi apabila dilatih secara terus menerus maka standar penetrasi ini akan dapat dicapai.macam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti las untuk pengelasan berbeda.
Penetrasi adalah penembusan logam lasan mencapai kedalaman pada bahan dasar logam yang di las.Penetrasi ini juga merupakan pencairan antara elektroda dengan bahan dasar dari tepi bagian atas sampai menembus pelat pada kedalaman tertentu.Penetrasi yang memenuhi
standar harus dapat mencapai pada seluruh ketebalan plat yang di las.Untuk juru las tingkat dasar hal ini sulit dicapai tetapi apabila dilatih secara terus menerus maka standar penetrasi ini akan dapat dicapai.macam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti las untuk pengelasan berbeda.
BAB 3
WORK STEPS
3.1 Straight Welding
No
|
EXPLANATION
|
PICTURES
|
EQUIPMENTS
|
1
|
- Prepare a plat with L= 100mm and W=100mm
- Put the workpiece on the work table - Measuring and marking the workpiece as the picture |
|
-
Iron Ruler
-
Scriber
-
Chalk
|
2
|
- Welding the workpiece from left to right
- If the first shawl finished clean up the slag.
|
|
-
Welding mask
-
Safety gloves
-
Hammer
-
Steel brushes
-
apron
-
Pliers
-
welding electric equipment
|
3
4.
|
-
Do continue until
the workpiece completed
-
Then clean up the slag after the welding finished.
- Broke part of the plate that has
been welded with
using a hammer slag
|
|
-
Welding mask
-
Safety gloves
-
Hammer
-
Steel Brushes
-
apron
-
Pliers
-
welding electric equipment
-Slag
Hammer
|
3.2. V Connection
No
|
EXPLANATION
|
PICTURES
|
EQUIPMENTS
|
1
|
- Prepare a plate with the
thickness of 2-3 mm L = 50 mm P = 110 mm cut it as many as
2 pieces.
-
Put the workpiece as a form of " L " as a
picture
Welding the both ends
-
Clean up the slag
|
|
-
Welding mask
-
Hacksaw
-
Safety gloves
-
Hammer
-
Steel brushes
-
apron
-
Pliers
-
welding electric equipment
|
2
|
-
Rotate the
workpiece as a picture.
-
And then weld the
workpiece.
|
|
-
Mask
-
Gloves
-
Welding Mask
-
Hammer
-
Steel Brushes
-
apron
-
Pliers
-
welding electric equipment
|
3
|
- Then clean up the slag if welding process
end.
|
|
-
Welding mask
-
Safety gloves
-
Hammer
-
Steel brush
-
apron
-
tang penjepit
-
welding electric equipment
|
3.3. Connecting
No
|
EXPLANATION
|
PICTURES
|
EQUIPMENTS
|
1
|
-
Prepare the
workpiece with size of 100x110x3 (mm) then cut it into 2 pieces
-
Put the workpiece on the work table
|
|
-
Iron Ruler
-
Scriber
-
Punch
-
Hammer
-
Chalk
|
2
|
-
Welding
the workpiece from left to right
-
If the first shawl finished clean up
the slag.
|
|
-
Welding mask
-
Safety gloves
-
Hammer
-
Steel Brushess
-
apron
-
Pliers
-
welding electric equipment
|
3.4. Connection with 45o angle
No
|
EXPLANATION
|
PICTURES
|
EQUIPMENTS
|
1
|
-
Prepare the
workpiece with size of 100x110x3 (mm) then cut it into 2 pieces
-
Make 45 degree corner with the grinding machine
-
Clean up the slag
|
|
-
Welding mask
-
Safety gloves
-
Hammer
-
Steel brushes
-
apron
-
Pliers
-
welding electric equipment
|
2
|
-
Select the appropriate electrode is an electrode plate with a
thickness
-
And then welding
the workpiece.
|
|
-
Mask
-
Gloves
-
Welding Mask
-
Hammer
-
Steel Brushes
-
apron
-
Pliers
-
welding electric equipment
|
3
|
- Then clean up the slag if welding finished
|
\
|
-
Welding mask
-
Safety gloves
-
Hammer
-
Steel brush
-
apron
-
Pliers
-
welding electric equipment
|
BAB 4
PENUTUP
Setelah
penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan dari penyusunan
makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : Pada akhirnya penulis mengetahui Pengertian
las listrik, alat-alat yang digunakan pada proses pengelasan las listrik,
Posisi pengelasan las lstrik,
tentang elektroda las listrik, serta
keselamatan kerja yang semestinya dilaksanakan dalam proses pengelasan las
listrik. Penulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las lisrik, yaitu satu cara
menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke
permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik
tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik
akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis, dan keselamatan
kerja yang dipakai yaitu apron, spatu safety, sarung tangan, masker, topeng
las.
Berdasarkan Praktikum yang telah saya lakuakan tentan
Las Listrik ada berberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
1. Sebelum
melakukan Las Listrik, pahami dulu bahaya bahan las (Elektroda)
2. Gunakan
peralatan keselamatan seperti Sarung Tangan Kulit, Welding Mask, dan Pliers.
3. Lakukan
pengelasan sesuai SOP yang telah ditentukan.